Pengaruh Obat-Obatan
Pengaruh Obat-Obatan dan
Narkoba
Terhadap Sistem Saraf
Kadang-kadang
tubuh kita merasakan sakit, termasuk sakit pada sistem saraf. Sistem saraf
dikatakan dalam keadaan sakit, jika terjadi ketidakseimbangan dalam merespon
berbagai rangsangan, baik yang berasal dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh.
Rangsangan dari luar dapat berupa mikroorganisme atau organisme yang patogen,
toksin dan narkoba.
Narkoba adalah
akronim dari narkotika dan obat berbahaya yang berbentuk zat-zat kimia. Dalam
pengobatan secara medis dikenal adanya zat-zat kimia yang mampu mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit, namun tidak memiliki efek penyembuhan. Zat-zat kimia
inilah yang sering disalahgunakan karena pemakaian dengan dosis yang berlebihan
akan berakibat buruk bagi kesehatan. Zat-zat kimia tersebut dapat menimbulkan
kerusakan pada sistem saraf. Beberapa contoh zat kimia yang berbahaya adalah
sebagai berikut.
Alkohol
Alkohol sebagai
obat luar memiliki efek sebagai desinfektan (mampu membunuh kuman). Namun,
banyak orang beranggapan bahwa alkohol dapat berfungsi seebagai stimulan, yaitu zat yang mampu
menimbulkan rasa senang dan menggairahkan. Pada kenyataannya alkohol justru
bersifat adiksi fisiologis, yaitu
menyebabkan kecanduan sehingga timbul depresi yang ditandai dengan perasaan
gelisah dan ketakutan. Kecanduan
adalah munculnya perasaan ingin meminum minuman beralkohol secara terus-
menerus dan setiap kali jumlahnya selalu bertambah hingga yang bersangkutan
mengalami kehilangan kesadaran atau mabuk. Tanda-tanda seseorang yang mabuk
adalah pandangan mata kabur, hilangnya kendali pada otot gerak dan otot mulut,
serta denyut jantung dan frekuensi pernapasan menjadi lambat.
Obat-obatan
terlarang
Obat-obatan
terlarang sebenarnya merupakan zat kimia yang dapat menghilangkan rasa sakit
dan menimbulkan ketenangan. Obat-obatan terlarang dapat menimbulkan kecanduan,
sehingga tidak boleh digunakan tanpa sepengetahuan dokter. Obat-obatan
terlarang dapat dibedakan menjadi empat golongan sebagai berikut.
·
Golongan
sedatif
Golongan sedatif adalah
golongan zat-zat kimia yang berefek sebagai obat penenang karena dapat
menurunkan aktivitas otak. Contohnya valium dan barbiturat.
·
Golongan
stimulan
Golongan stimulan adalah
zat-zat kimia yang memiliki efek meningkatkan kerja otak, sehingga dapat
menimbulkan perasaan tidak mengantuk dan tubuh dalam kondisi prima. Zat-zat
kimia yang termasuk golongan stimulan sering disebut sebagai pil semangat,
contohnya adalah kokain. Selain itu, kokain juga digunakan sebagai bahn pembius
(anastesi) lokal karena kokain dapat menekan rasa sakit pada kulit.
·
Golongan
halusinogen
Golongan halusinogen adalah
zat-zat kimia yang dapat menimbulkan daya khayal (halusinasi). Contohnya ganja
atau mariyuana, ekstasi, dan sabu-sabu.
·
Golongan
penahan rasa nyeri
Golongan
penahan rasa nyeri adalah zat-zat kimia yang dapat menekan bagian otak yang
mengatur pusat rasa sakit. Contohnya opium atau candu, morfin, serta kokain.
Penggunaan
yang berlebihan menimbulkan adiksi fisilogis. Selain itu, ada juga heroin yang
menimbulkan dampak seperti morfin karena heroin merupakan hasil sintetik dari
morfin.
Beberapa
efek penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang secar terus menerus adalah
sebagai berikut.
Pertama,
hilangnya koordinasi tubuh yang disebabkan di dalam tubuh pecandu kekurangan
dopamin. Dopamin adalah
zat kimia yang berfungsi sebagai neurotransmiter di dalam otak, sehingga jika
kekurangan akan menyebabkan gangguan sinaps. Akibat lebih lanjut, impuls saraf
tidak dapat merambat ke neuron berikutnya. Kedua, hilangnya kendali otot gerak
dan denyut jantung melemah. Ketiga, kerusakan pada alat respirasi, terganggunya
sistem peredaran darah, timbul keram perut, dan tubuh gemetar. Keempat,
hilangnya nafsu makan, sehingga biasanya pecandu narkoba menjadi kurus kering.
Kelima, kerusakan dan pengerasan sel-sel hati (serosis hepatis) terutama bagi
pecandu minuman alkohol.